Header Ads

The Best Traffic Exchange

Curug Citiis: Tempat mampir sebelum puncak Guntur

Hari ini hari sabtu, kebetulan lagi ada kegiatan di kampus sampai ba'da shalat isya. Setelah membereskan kelas yang dipakai dalam kegiatan tersebut, saya seperti biasa nongkrong-nongkrong dulu didepan sekretariat yang pada saat itu sedang ramai nonton film 127 Hours, bagi pegiat alam bebas pasti tahu dong film tersebut, hehe..bagi yang ngga tahu saya jelaskan garis besarnya film 127 Hours itu menceritakan seorang pendaki gunung yang terperangkap batu di Robbers Roost, Utah Amerika Serikat.

Karena sudah bosan nonton film tersebut, saya dan dua teman lainnya nyanyi nyanyi saja dibangku depan sekretariat, ditemani wedang jahe dan kacang rebus kami ngobrol kesana kemari ga tentu topik. Jam 22.00 tepat kami sudah kehabisan topik untuk dibicarakan akhirnya teman saya nyeletuk bilang "gimana kalo naik ke Citiis?" tanpa pikir panjang, kami bersiap dan pamit ke petugas yang piket di sekretariat dan tentunya meminta izin keluar kampus ke petugas keamanan kampus.

Perjalanan dimulai dengan jalan kaki ke Simlim (simpang lima) yang ditempuh cuma 15 menit dari tempat asal, selanjutnya belanja logistik dulu di minimarket terdekat dan menunggu angkot terakhir menuju objek wisata Cipanas. Setelah membayar ongkos yang cuma dua ribu perak kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju lokasi.

Intermeso dikit ya, Citiis merupakan salah satu objek wisata alam yang ada di Garut dimana disana ada air terjun yang airnya berasal dari mata air pegunungan dan berada dikaki gunung Guntur. disana ada (katanya) tujuh curug (air terjun) tapi yang terpanjang ada dibawah ketika kita sampai dilokasi.

Setelah melewati jalan beraspal sepanjang kurang lebih 500 meter, kami melanjutkan perjalanan dengan menyusuri jalan truk galian pasir yang ada di kaki gunung Guntur, sedih memang karena tiap minggu kami kesini setiap minggu pula track menuju tempat selalu berubah-ubah. Lho kok bisa? bisa sekali, karena tiap hari para penggali pasir dan truknya mencari jalan untuk mendapatkan hasil pasir yang bagus.

Lolongan anjing terdengar ditengah perjalanan, dengan sedikit terbawa emosi kami berjalan dengan pola pikir "yang penting naik dan lurus" karena setiap belok kanan atau kiri selalu ketemu jurang yang menganga.,dan sangat berbahaya jika tidak diambil keputusan untuk jalan lurus kedepan.

Setelah "berjuang" dengan trek yang begitu indah, alhamdulillah kami sampai ke Citiis sekitar jam 01.20, seperti biasa kesepian tempat ini begitu terasa, kami segera membuka peralatan kemping untuk dipasang, tapi ngga bawa tenda, cukup matras dan plysheet saja juga alat masak tentunya.

Lelah perjalanan ditawarkan rasanya oleh keindahan kota Garut menginjak subuh, ditemani bintang-bintang dan rembulan juga, secangkir coklat panas dan roti sobek pun tak luput dari perhatian. Menikmati keindahan inilah yang selalu kami cari dalam berpetualang karena dengan menikmatinya kita bisa lebih mensyukuri Nikmat dari Yang Maha Kuasa.



No comments:

Powered by Blogger.