Pertamini Versus Pertamina (Bagian 2)
Aneh juga kalau dibilang persaingan, karena para penjual bensin eceran mendapatkan bensinnya dari SPBU Pertamina. Justru seharusnya Pertamina diuntungkan dengan penjualan bensin eceran tersebut karena para penjual bensin eceran rata-rata melakuan pembelian bensin sebanyak 100 Liter/hari. Jika hitungan rata-rata 100 liter X 100 (banyaknya penjual) maka rata-rata SPBU Pertamina menjual bensin 10.000 liter per hari.
Para penjual bensin eceran ini juga tidak menjual bensin bersubsidi seperti Premium, walaupun ada saja ketika kami survey dilapangan yang menjual bensin premium. Rata-rata para penjual ini menjual bensin Pertalite dan Pertamax. Pihak SPBU beralasan bahwa para pengecer dilarang menjual bensin premium dan dianjurkan jika ingin berjualan membeli Pertalite dan Pertamax. Padahal dalam surat yang dikeluarkan oleh SKPD setempat itu tertera bahwa untuk pengecer diperbolehkan membeli Premium dengan kuota tertentu perminggu.
Daripada tidak berjualan maka para penjual eceran ini terpaksa membeli Pertalite dan pertamax, akan tetapi dengan banyaknya para penjual bensin eceran ini justru para konsumen lebih sering membeli pertalite bahkan banyak pula yang membeli pertamax dari para penjual eceran ini.
Ada teman yang bertanya tentang harga pertalite dan pertamax yang lebih mahal dari SPBU dan kebanyakan sama harganya. Untuk perhitungan penjualan (ini menurut saya) harga dari SPBU untuk Pertalite saat ini sekitar Rp. 7.500 per liter dan Rp. 8.250 per liter untuk Pertamax. Harga di eceran rata-rata Rp. 8.500-8.800 per liter dan Rp. 9.500-10.000 per liter. Jadi harganya kurang lebih Rp. 1.000 lebih mahal dari SPBU.
makah perhitungannya adalah sebagai berikut:
Harga Pertalite
Ongkos belanja (kirim)
Listrik
Penjaga
Profit
|
Rp. 7. 500 Per
liter
Rp. 200 Per
liter
Rp. 100
Rp. 250 Per
liter
Rp. 450 Per liter
|
Total Rp. 8.500 per liter untuk pertalite
No comments: